Kamis, 28 November 2013

coretan kesembilan "sebuah kamera"

"Motivasion"
Hiduplah seperti sebuah kamera



Life is like a camera…

Focus on what’s important
Capture the good times
Develop from the negatives.

and if things don’t work out, Just take another shot!

Senin, 25 November 2013

coretan kesembilan Puisi "Teka-teki"

Tak terhitung lama mata ini memandangimu. 
Tak jera sampai esok, entah esok yang mana.
 Tiap kali pagi bersemi, selalu ada esok yang menanti. 
 
Dampak yang nampak menghambat, 
seperti angka angka tersusun acak. Salahkah? 
tak penting untuk kau cari. 
Maaf aku tetap memilih jalan ini, 
tetap menatap kilauan warna di matamu.
 
Berharap dapat menghibur diri di akhir pekan.
 Namun ada sesuatu yang masih mengganjal, 
aku masih belum menemukan jawabannya.
 
 Ini baru permulaan, masih jauh dari harapan apalagi kesempurnaan. 
Teka-teki ini telah menjadi adrenalin 
pemasok rasa penasaran yang mendalam.

Jumat, 22 November 2013

coretan kedelapan "1 Jam yang Berharga"

Seorang anak bertanya pada gurunya,
“Apakah kita bisa hidup tanpa berbuat salah selama hidup kita?”
Gurunya menjawab, “Tidak bisa, Nak.”

Sang anak bertanya lagi, “Apa kita bisa hidup tanpa berbuat salah dalam setahun?”
Sambil tersenyum, gurunya menggelengkan kepala seraya berkata, “Tidak bisa juga, Nak.”

Anak pun bertanya kembali, “Apa kita bisa hidup dalam 1 bulan tanpa melakukan kesalahan?”
Gurunya tertawa sambil menjawab,”Tak bisa juga, Nak.”

Anak pun bertanya lagi, “Ini yang terakhir, pak. Apa kita bisa hidup tanpa berbuat salah dalam 1 jam?”

Akhirnya gurunya mengangguk dan berkata, “Kemungkinan bisa, Nak.”
Sang anak langsung berkata, “Jika begitu, aku akan belajar hidup benar dari jam ke jam.”

Dari latihan yang kecil dan sederhana, akan menjadi terbiasa. Apa yang sudah terbiasa, akan menjadi sifat. Sifat akan menjadi karakter. 

Hiduplah 1 jam TANPA:
- marah
- hati jahat
- pikiran negatif
- menjelekkan orang
- serakah
- benci
- sombong
- egois.

Hiduplah 1 jam DENGAN:
- kasih
- sukacita
- damai
- sabar
- lemah lembut
- murah hati
- rendah hati
- pengendalian diri.

Ulangilah selama 1 jam berikutnya, dan 1 jam seterusnya. 

Berhasilkah? Semua itu tergantung Anda, mau melakukannya atau tidak?

Jumat, 01 November 2013

Coretan Ketujuh "Asal Mula Nama Nahdlatul Ulama"


Masih segar dalam ingatan saya, saat pertama menjadi anggota LBM NU Sby tahun 2005. Setelah Idul Fitri PCNU Kota Surabaya mengundang Gus Dur dalam acara Halal Bi Halal. Saat itu Gus Dur berkata: “Kata Nahdlah diambil dari kalimat mutiara kitab al-Hikam:

لاَ تَصْحَبْ مَنْ لاَ يُنْهِضُكَ حَالُهُ وَلاَ يَدُلُّكُ عَلَى اللهِ مَقَالُهُ
“Janganlah kamu berteman dengan seseorang, yang perilakunya tidak ‘membangkitkanmu’ dan ucapannya tidak menunjukkanmu ke jalan Allah”
Sedangkan kalimat Ulama adalah dari firman Allah:

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ [فاطر/28]
 
”Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (Fathir: 28)

Nama Nahdlatul Ulama sendiri dalam versi lain yang saya terima dari Gus Shalahuddin Azmi, dari Kyai Mujib Ridwan bahwa yang mencetuskan nama tersebut adalah Kyai Mas Alwi. Beliau adalah salah satu dari 3 orang yang menjadi ’koordinator lapangan’ dalam berdirinya Jamiyah ini, kyai lainnya adalah Kyai Wahhab Hasbullah dan Kyai Ridlwan Abdullah. Memang sangat disayangkan nama Kyai Mas Alwi kurang populer dibanding para pendiri lainnya.

Dalam riwayat tersebut, ketika Kyai Mas Alwi mengusulkan nama ’Nahdlatul Ulama’, Kyai Hasyim Asy’ari bertanya: ”Kenapa memakai Nahdlah?” (dalam pidato Kyai As’ad Kyai Hasyim memang akan mendirikan Jamiyah Ulama). Kyai Mas Alwi menjawab: ”Karena tidak semua kyai punya jiwa Nahdlah (bangkit)”. Akhirnya para kyai sepakat dengan nama ini.

Dari dua riwayat diatas menunjukkan bahwa ulama yang ada di NU harus memiliki jiwa Nahdlah dan menjadikan warganya untuk Nahdlah kepada Allah, baik ucapan maupun perbuatannya. Wallah A’lam.
sumber :Nahdlatul Ulama Facebook