Senin, 25 November 2013

coretan kesembilan Puisi "Teka-teki"

Tak terhitung lama mata ini memandangimu. 
Tak jera sampai esok, entah esok yang mana.
 Tiap kali pagi bersemi, selalu ada esok yang menanti. 
 
Dampak yang nampak menghambat, 
seperti angka angka tersusun acak. Salahkah? 
tak penting untuk kau cari. 
Maaf aku tetap memilih jalan ini, 
tetap menatap kilauan warna di matamu.
 
Berharap dapat menghibur diri di akhir pekan.
 Namun ada sesuatu yang masih mengganjal, 
aku masih belum menemukan jawabannya.
 
 Ini baru permulaan, masih jauh dari harapan apalagi kesempurnaan. 
Teka-teki ini telah menjadi adrenalin 
pemasok rasa penasaran yang mendalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar