Tak terhitung lama mata ini memandangimu.
Tak jera
sampai esok, entah esok yang mana.
Tiap kali pagi bersemi, selalu ada
esok yang menanti.
Dampak yang nampak menghambat,
seperti angka angka
tersusun acak. Salahkah?
tak penting untuk kau cari.
Maaf aku tetap
memilih jalan ini,
tetap menatap kilauan warna di matamu.
Berharap dapat menghibur diri di akhir pekan.
Namun ada sesuatu yang
masih mengganjal,
aku masih belum menemukan jawabannya.
Ini baru
permulaan, masih jauh dari harapan apalagi kesempurnaan.
Teka-teki ini
telah menjadi adrenalin
pemasok rasa penasaran yang mendalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar