Coretan Ketujuh "Asal Mula Nama Nahdlatul Ulama"
Masih segar dalam ingatan saya, saat pertama menjadi anggota LBM NU Sby
tahun 2005. Setelah Idul Fitri PCNU Kota Surabaya mengundang Gus Dur
dalam acara Halal Bi Halal. Saat itu Gus Dur berkata: “Kata Nahdlah
diambil dari kalimat mutiara kitab al-Hikam:
لاَ تَصْحَبْ مَنْ لاَ يُنْهِضُكَ حَالُهُ وَلاَ يَدُلُّكُ عَلَى اللهِ مَقَالُهُ
“Janganlah kamu berteman dengan seseorang, yang perilakunya tidak
‘membangkitkanmu’ dan ucapannya tidak menunjukkanmu ke jalan Allah”
Sedangkan kalimat Ulama adalah dari firman Allah:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ [فاطر/28]
”Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (Fathir: 28)
Nama Nahdlatul Ulama sendiri dalam versi lain yang saya terima dari Gus
Shalahuddin Azmi, dari Kyai Mujib Ridwan bahwa yang mencetuskan nama
tersebut adalah Kyai Mas Alwi. Beliau adalah salah satu dari 3 orang
yang menjadi ’koordinator lapangan’ dalam berdirinya Jamiyah ini, kyai
lainnya adalah Kyai Wahhab Hasbullah dan Kyai Ridlwan Abdullah. Memang
sangat disayangkan nama Kyai Mas Alwi kurang populer dibanding para
pendiri lainnya.
Dalam riwayat tersebut, ketika Kyai Mas Alwi
mengusulkan nama ’Nahdlatul Ulama’, Kyai Hasyim Asy’ari bertanya:
”Kenapa memakai Nahdlah?” (dalam pidato Kyai As’ad Kyai Hasyim memang
akan mendirikan Jamiyah Ulama). Kyai Mas Alwi menjawab: ”Karena tidak
semua kyai punya jiwa Nahdlah (bangkit)”. Akhirnya para kyai sepakat
dengan nama ini.
Dari dua riwayat diatas menunjukkan bahwa
ulama yang ada di NU harus memiliki jiwa Nahdlah dan menjadikan warganya
untuk Nahdlah kepada Allah, baik ucapan maupun perbuatannya. Wallah
A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar